Bidang peledakan (Faktor Fisik, Kimia, Biologis, Fisiologis, Mental psikologis) - Sebelum membaca artikel selanjutnya silahkan baca artikel ini Bidang Batuan dan bahan galian karena artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel tersebut. Sedangkan untuk pencegahan dari bidang peledakan memerlukan lingkungan yang akan diledakan harus bersih dari manusia serta alat yang bekerja serta memberikan pasang tanda bawah daerah tersebut yang dilakukan peledakan.
Pada daerah peledakan tersebut dianjurkan langsung masuk ke wilayah peledakan setelah terjadi peledakan, sehingga perlu untuk ditunggu beberapa waktu kurang lebih 30 menit hingga daerah tersebut telah dalam keadaan netral dari gas beracun dari hasil ledakan, dan menggunakan metode atau pola pemboran yang umum digunakan serta gunakan bahan peledak sesuai dengan perhitungan.
Gambar Pola pemboran untuk peledakan
Usaha pencegahan Penyakit akibat kerja
Usaha ini harus sesuai dengan prinsip :
- Faktor Prinsip
Kebisingan suara di negara Indonesia telah ditetapkan standard N.A.B merupakan nilai ambang batas kebisingan. Sedangkan untuk daerah yang terukur lebih tinggi perlu dilakukan antara lain :
- Sustem peredaman
- Pemasangan media penghambat "sound barier" seperti dengan menggunakan sekat- sekat tanaman perdu.
- Membuat ruangan khusus pengawasan "control room" untuk operator sehingga terbebas dari bising.
Gambar ruang kontrol bebas dari kebisingan
- Apabila cara teknis tidak dapat dilakukan, maka diperlukan seperti alat pelindung perorangan atau "safety protection device" seperti sumbat telinga "ear plug"atau cuping telinga"ear muff". Selain itu, getaran dinegara Indonesia belum dapat ditemukan n.a.b yang digunakan untuk mengurangi kemungkinan dan dilakukan cara teknis seperti perbaikan system pondasi serta pemasangan absorber yang terdapat pada alat pemakaian sepatu dengan slot karet yang tebal bagi tenaga kerja.
Gambar alat ukur getaran digital
Sedangkan pada iklim kerja telah ditetapkan n.ab antara 21" hingga 30" dengan kelembaban 65- 85%. Selanjutnya hal tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan ventilasi yang baik atau pemasangan AC. Sedangkan ruangan panas akan dapat menyebabkan kemungkinan seperti berikut :
- Kejang panas
- Head exhaustion atau
- Head stroke
Gambar pendingin ruangan AC
Keringat yang keluar menyebabkan banyak kehilangan cairan yang terdapat dalam tubuh, dan untuk mengganti cairan dengan cara memberikan tambahan minuman yang ditambah dengan garam (NaCL) 0.3 %. Sedangkan bagi para pekerja pada ruangan dingin "cold storage akan mengakibatkan chilblains atau frost bite.
Pencahayaan (Illumination)
Perlunya pengaturan illumiasi, cahaya distribusi, kontras, pengaruh kesilauan serta tidak terdapat bayang- bayang terhadap jenis pekerjaan. Sedangkan untuk kontras yang tepat serta perbandingan intensitas cahaya, antara obyek, dasar tempat obyek serta lingkungan sekitar = 10: 3 : 1 tidak menimbulkan kesilauan.
Radiasi
Sinar infra merah dapat menyebabkan katarak pada mata seperti las karbit, tungku pembakaran, sehingga diperlukan untuk menggunakan kacamata yang dapat untuk mengaborsi sinar tersebut. Sedangkan sinar ultra violet dapat menyebabkan conjugtivitas foto electris, sehingga tenaga kerja perlu untuk menggunakan kaca mata perlindungan pakaian kerja /apron serta sarung tangan.
Faktor Kimia
Pada umumnya atau khususnya kontaminasi debu banyak terjadi pada pekerjaan seperti pembersihan, karpet, tempat tidur dan sebagainya, laundry, sehingga tenaga kerja wajib untuk menggunakan masker hidung dan mulut.
Sedangkan pada alat pemanas digunakan asbes yang laten yang diakibatkan asbestosis atau "mesoteliomo", sehingga pencegahan dengan penyedotan atau exhaust fan serta ditampung dalam filter bag dan tenaga kerja wajib menggunakan atau memakai masker hidung atau mulut.
Gambar exhaust fan
Sedangkan untuk kontaminasi gas uap atau asap perlu untuk dilakukan dengan pengenceran atau dilution udara hingga dibawah n.a.b dengan cara memperbaiki system ventilasi.
Faktor Biologis
Pada umumnya tidak begitu menonjol dan dapat diatasi dengan cara pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara teratur
Faktor Fisiologis
Sedangkan untuk pengawasan tentang cara kerja serta keserasian antara tenaga kerja dengan alat kerja dengan baik akan menyebabkan kemungkinan kecelakaan, seperti waktu istirahat cukup. Selain itu juga seperti penempatan tenaga kerja sesuai dengan kepandaianya, proporsi tubuh dengan alat yang ditangani harus benar- benar ergonomis.
Faktor Mental Psikologis
Pada tahap mental psikologis ini dimaksudkan gangguan kesehatan akibat psikologis seperti : Tidak adanya kesesuaian antara pekerja dengan keinginan, Ketegangan antar karyawan atau pimpinan, Pekerjaan yang monoton.
Sedangkan bagi pimpinan dapat disebabkan beban serta tanggung jawab tanpa diimbangi dengan olah raga, sehingga dapat menimbulkan gangguan seperti : Psikosomatik, Ulcus ventriculi, Superiority complex, dan kadang depresi mental, yang manisfetasinya dalam bentuk tekanan darah tinggi.
Artikel Terkait :
0 komentar