Rancangan driveshaft dan Sudut-sudut Kerja Driveshaft Universal Joint - Rancangan driveshaft terdapat dua jenis yang merupakan dasar untuk perancangan yang menstransmisi torsi ke roda- roda diantaranya adalah : Jenis parallel joint atau sambungan paralel dan jenis non- parallel atau broken back. Baca juga artikel : Slip joint dan center support bearing pada cara kerja drive line assembly.
Rancangan Parallel Joint Drive Line
Pada jenis paralel dari semua flensa atau flange serta yokee dengan sudut kerja joint A dan B yang terdapat pada shaft sama serta berhadapan pada driveline yang sejajar satu dengan yang lain ketika center line yang terdapat pada bagian depan center pinion diharuskan naik empat derajat apabila transmission main shaft center line diturunkan empat derajat dari bidang horisontal.
Driveshaft jenis “Non-parallel”; Sudut “A” dan “B” adalah sama
Sudut kerja joint pada A dan B memiliki kesamaan dari instalasi jenis non- parallel atau broken back dan flange atau yoke tidak sejajar dari bidang horisontal untuk penurunan yoke sebesar 3 derajat juga sudut kerja A & B drishaft diharuskan sama untuk shaft agar dapat bekerja lancar dari axle pinion flange dinaikan 12 derajat.
Sudut-sudut Kerja Driveshaft Universal Joint
Joint ini berfungsi untuk mentransmisi torsi dengan lancar dan universal joint ini memilik sudut maksimum juga rancangan joint akan menentukan sudut dari sebagian dari ukuran. Selain itu, akan dapat mengurangi masa pakai universal joint jika melampui sudut kinerja maksimum yang dianjurkan.
Akan dapat berakibat masa pakai universal joint menjadi lebih pendek apabila getaran berlebihan dan fluktuasi kecepatan yang tidak merata serta sudut besar yang dipadukan dengan melalui rpm tinggi merupakan kombinasi terburuk.
Akan dalam satu derajat antara satu sama lain yang merupakan secara ideal dari sudut kerja pada masing- masing ujung driveshaft harus sama lain yang sekurang- kurangnya sudut kerja setengah derajat memiliki sudut kerja maksimum 3 derajat. Dalam menentukan sudut kerja maksimum yang diperbolehkan dan hal ini dipengaruhi kecepatan putar (RPM) driveshaft.
Driving shaft atau shaft penggerak serta driven shaft atau shaft yang digerakan akan dapat berputar dengan kecepatan konstan dan sama dengan sudut kerja yang sama pula. Selain itu, jika sudut kerja universal joint berhadapan dan berubah lebih dari satu derajat akan terjadai getaran yang berlebihan selain driveshaft tersebut tidak akan berputar lancar.
Driveshaft Phasing
Memiliki karakteristik yang unik pada heavy - duty universal joint karena akan selalu bekerja pada sudut dan tidak akan berputar dengan kecepatan yang seragam selama putaran 360 derajat dan tidak mentransmisi torsi secara konstan.
Driveshaft phasing
Driveshaft akan dapat menambah serta mengurangi kecepatan dari setiap putaran pada drive yoke yang bekerja pada RPM konstan. Sedangkan terdapat dua buah universal joint yang berfungsi serta ditempatkan dalam fase sama atau in - phase yang digunakan untuk mengatasi fluktuasi kecepatan driveshaft ini.
Gambar Sebuah driveshaft berada dalam fase yang sama ketika lug pada tube yoke dan slip yoke lurus satu sama lain.
Seperti yang tampak pada gambar slip yoke lug serta tube yoke lug akan lurus jika berada di dalam fase yang sama yang pada umumnya hal merupakan kondisi ideal serta memberikan putaran shaft yang lancar.
Dalam hal ini diperlukan sebuah anak panah pelurus atau alignment arrow juga untuk memastikan phasing yang tepat ketika merakit komponen ini dengan dicap pada slip yoke serta pada tube shaft. Selain itu, tanda tersebut tidak dapat ditambah sebelum pembongkaran shaft untuk memastikan perakitan kembali yang tepat dan jika tanda alignment tidak ada.
Artikel Terkait :
0 komentar